Jumat, 11 Oktober 2013

Ngapian Aku berdakwah..?

Dakwah untuk kesuksesan, Temenku yang tidak pernah bergelut dunia dakwah sekarang SUKSES! Bahkan di usianya masih sangat muda sudah Bergeluarga, Punya rumah sendiri, Mobil ada 2 sering ke luar kota, Keliling Indonesia bahkan sudah keliling Europa!

Bahkan di luar sana, banyak orang yang tidak berdakwah hidupnya Bahagia, sejahtera, berkecukupan. Ada Tetangga saya cukup sholeh rajin sholat, puasa dan ibadah lain tapi beliau tidak pernah ikut-ikutan berdakwah, ya ibadah untuk dirinya sendiri, hidupnya cukup bahagia!

Justru semenjak aku bekecipung dunia dakwah, banyak sekali peluang-peluang yang ku abaikan, Teman satu jurusan denganku sekarang sudah S2 di Francis padahal IPK ku lebih Tinggi dari pada dia, Beasiswa aku dapatkan karena agenda dakwah yang mendesak aku Abaikan saja! Nyesal..”  “ 

Patungan, “Sering mengadakan agenda-agenda dakwah cukup besar sehingga harus mengeluarkan dana cukup besar, mendatangkan Pemateri cukup Kondang, tapi setelah itu sering kali Panitia Minus sehingga kami harus patungan, bahkan sebagian panitia banyak tidak mau patungan, terpasak aku yang menambah, Aku heran kenapa aku harus berkorban mengeluarkan Uang banyak untuk menutupi kekurangan-kekurangan uang panitia, Aku harus berhutang kemana-mana! Saat ini hutang cukup banyak. Tapi aku sering bertanya saat ini bukannya aku berjihad di jalan Allah, Tapi kenapa Allah mendiamkan aku,? kenapa aku harus menanaggung hutang yang begitu banyak,? kenapa Allah tidak memberikan rezki untuk ku? Ada Apa?
Orang Tua, “  Teringat dengan Pesan bapak dua hari yang lalu melalui SMS, Kamu Kuliah atau ndk toh? Sampai sekarang SMS itu masih tersimpan di HP ku, bahkan tidak aku Balas. Sekarang aku baru sadar aku sudah cukup lama di Kampus, Kuliah ku tak kunjung-kunjung kelar terbengkalai oleh amanah yang cukup besar yang sedang aku pegang saat ini. Entahlah..

Galau, “ Stres atau hanya karena aku yang terlalu mengharapkan lebih dengan dakwah ini? Atau aku yang tidak Paham dengan dakwah ini?

Hidayah tu Datang, “ Tadi pagi aku dapat kabar Ibu dari salah satu temanku meninggal dan akupun pergi untuk bertakhziah, sampai disana begitu terkejutnya aku, ibu temanku yang meninggal ini memiliki Anak cukup banyak semuanya sudah Sukses bahkan sebagian sudah berkeluarga, ada yang menjadi Anggota dewan, Pengusaha, Dosen, Luar biasa fikirku. Aku berfikir aku harus seperti mereka agar kedua orang tua ku Bangga memiliki Anak sepertiku, menjelang pukul 08.45 jenajah teman ibuku segera akan di Mandikan dan aku berdiri  di belakang mereka.

Aku lihat satu-persatu Keluarga mereka sedang duduk santai di Kursi ada yang sedang ngobrol tentang pekerjaan mereka, Rumah baru mereka, bahkan vila, yang sangat luar biasa temenku sedang asik bercerita Tentang Anjing barunya, katanya dia sering Memandikan anjingnya itu! Beberapa menit kemudian aku baru sadar, kenapa Anak-anak mereka tidak ada yang mau memandikan Janajah Ibu mereka, Bukanhan ibu ini adalah ibu kadung mereka.

Sungguh aku sangat Tekejut dan kecewa dengan mereka. Bahkan Ketika jenajah ibu teman ku akan di Sholatkan, Tak satupun anak dari ibu ini yang mau menyolatkan, Ya rabb! Jangan untuk menjadi Imam untuk menyolatkan saja mereka tidak mau. Dan ketika sampai di TPU untuk memakan jenajah ibu itu diminta salah satu anaknya untuk mengumandakan Adzan, tapi anak-anak ibu tidak anak yang mau.

Ya Allah baru aku sadar, Pelajar engkau yang berikan untukku dari temanku, ketika ibunya meninggal tidak ada satupu anaknya mau memandikan,menyolatkan dan mengumandakan Adzan.  Justru anaknya yang paling bungsung lebih suka memandikan Anjinganya, dari pada harus memandikan Jenenajah Ibuknya, anak-anaknya lebih suka ngomongin harta dibadikan harus baca Al-Qur’an. Saharusnya aku paham tiga amalan yang tidak berhenting ketika seseorang meninggal adalah Ilmu yang bermanfaat,Sedekah jariah dan Anak yang Sholeh.!

Sekarang Aku baru sadar Hakikat Dakwah itu.!

Bukankah aku selama ini berada jalan yang benar, bukankah Allah memberikan Hidayah kedua orang tua ku melalui perantara aku yang selama ini aku dakwah’I bapak yang sering mabuk-mabukan, suka judi dan jarang pulang rumah. Beliau bisa berubah bukankah karena aku, ibuk yang selama ini tidak pernah menutup Auratnya, bukankah selama ini aku yang sering memasak ibuk ku untuk memakai jilbab, baju yang longgar tidak boleh ketat, aku yang sering membelikan baju Gamis untuk ibuk ku walau aku harus kerja dan kuliah pontang panting. Bukankah ibuku lebih cantik memakai jilbabnya dan baik akhlahnya. Ternyata Aku Sudah Sukses! 

Tidak ada komentar: