Sabtu, 30 Juli 2011

Marhaban Ya Ramadhan

 
Marhaban ya Ramadhan
“Marhaban ya Ramadhan Marhaban fi syahril mubarok wa syahril maghfiroh. Barakallau lana walakum daaiman bijami’i khoir. Wal’awfu minkum”

Alhamdulillahirabbil alamin, Shalawat serta salam tercurah ke haribaan jungjunan kita Nabi Besar Rasulullah SAW beserta keluarga dan para sahabat-sahabatnya.
Sahabat Mutiara, Sungguh, tanpa terasa bulan Ramadhan sudah tiba, bulan penuh rahmat dan maghfirah Allah SWT akan kita arungi bersama. Dalam bulan ini kita akan melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Sebagai bekal diri kita dalam mengarungi kehidupan selanjutnya. Karena dalam bulan inilah, jiwa dan raga kita semua benar-benar ditempa oleh tempaan2 yang luar biasa, oleh ujian2 yang maha dahsyat, yang tentunya akan dapat memberikan diri kita berbagai macam keuntungan. Baik dari segi ruhani maupun dari segi jasmani.

Sudah banyak diketahui oleh kita bersama bahwa banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil dari ibadah yang satu ini. Salah satu diantaranya adalah dapat membuat kita menjadi seorang yang kuat menghadapi cobaan, tegar dalam mengarungi rintangan dan sabar dalam menerima tekanan. Tekanan dalam memperturutkan hawa nafsu kita yang selama hampir satu tahun penuh dibiarkan merajalela. InsyaAllah dengan adanya puasa ini Allah dapat menjadikan kita termasuk ke dalam golongan ”orang-orang sabar”, orang yang sangat dicintai oleh Allah SWT.
Mari kita sambut bulan Ramadhan dengan senyuman dan hati yang bersih..
Saatnya mengosongkan hati untuk diisi dengan kebaikan.
Terimakasih ya Allah, telah memberi hamba kesempatan untuk menikmati Ramadhan tahun ini
Sahabat Mutiara, ada beberapa sikap seorang Mukmin dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan ini, diantaranya adalah :

1.“Alfarhu”

Hatinya merasa gembira, dan bersuka cita dengan kedatangan bulan Ramadhan ini, karena dipanggil Allah Subhanahu wata’ala untuk melaksanakan shaum, karena dirinya meengetahui sepenuhnya bahwa dengan puasa ini Allah akan mengangkat derajatnya menjadi hambaNya yg bertaqwa, sesuai dengan firmannya :
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah 183)

2. “Attazzikiyah”
Berusaha untuk membersihkan hati agar hatinya terbebas dari penyakit-penyakit hati yang menyebabkan dirinya sulit untuk mengakses “nur” rahasia hikmah yang tersembunyi di balik bulan Ramadhan dengan selalu memperbanyak bacaan istigfar, mohon ampunan kepada Allah dan tidak lupa dengan melipatgandakan sedekah kepada kaum fakir.

3.“Al ilmu”
Selalu belajar dan terus belajar untuk mencari ilmu yang sebanyak-banyaknya terutama dalam mepelajari tujuan, hikmah, keutamaan, amal-amal utama dan hal-hal yang dapat mengurangi bahkan merusak nilai ibadah puasanya.

4. “Al-Maghfirah”

Memohon ampunan dari Allah, dan meminta maaf kepada orangtua, suaminya atau istri tercintanya, tidak lupa juga kepada kerabat, saudara, handai taulan dan para tetangga serta sahabat-sahabat. Agar dimaafkan dari segala kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Semoga saya dan sahabat-sahabatku tercinta bisa dimudahkan oleh Allah SWT untuk selalu istiqomah dan mudawamah dalam melaksanakan perintah-perintahNya, terutama perintah ibadah puasa yang akan kita hadapi dalam beberapa hari lagi.

Rabu, 20 Juli 2011

Tahapan Kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus

Tahapan kaderisasi Lembaga Dakwah Kampus (LDK)

Bagaimana LDK melakukan sistem kaderisasi ?. Pada dasarnya ada 4 tahap kaderisasi yakni, tahapan perkenalan, pembentukan, pengorganisasian, dan tahapan eksekusi. Empat tahapan ini adalah sebuah siklus yang membentuk seorang objek dakwah agar di masa yang akan datang siap menjadi subjek dakwah

1. Perkenalan

Pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda. Memberikan kesan yang baik terhadap LDK adalah tahap awal yang dijalankan. Kesan yang baik ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan pelayanan kepada mahasiswa, atau dengan agenda syiar kampus. Pada tahap perkenalan ini , LDK mempunyai peran dalam untuk membuat mahasiswa menjadi mengetahui apa-apa yang belum diketahui terkait islam, atau dengan kata lain dari bodoh menjadi pintar. Dari yang belum mengetahui menjadi mengetahui. Membuat mahasiswa berkata “oh”. Pada hal-hal yang didapat. Pendekatan yang dilakukan memang seperti agenda syiar, karena ta’lim dan tabligh bisa menjadi media untuk memperkenalkan LDK.
Tahapan perkenalan sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan kontribusi beliau ketika sudah masuk LDK, dalam tahapan ini kita perlu memberikan gambaran umum yang jelas sehingga calon kader memiliki orientasi yang jelas dalam mengikuti pembinaan Islam. Tidak ada parameter yang berlebihan dalam tahapan ini. Mahasiswa yang dulu belum mengetahui bahwa sholat itu wajib, menjadi tahu bahwa sholat itu wajib, mahasiswa yang belum tahu bahwa puasa itu wajib menjadi tahu. Belum perlu sampe tahapan melaksanakan. Dengan harapan, setelah mahasiswa mengetahui urgensi dari beberapa hal tentang Islam , membuat mereka tertarik untuk mendalami dengan mengikuti permentoringan.
Poin penting dalam tahapan ini adalah tindak lanjut dari agenda syiar yang dilakukan. Peran data sangat penting disini, dimana LDK bisa mempunyai absensi peserta ta’lim atau agenda syiar, dan menindaklanjuti dengan agenda pembinaan rutin ( mentoring ) yang diadakan oleh LDK. Bentuk lain dari penindaklanjutan adalah dengan membuat stand pendaftaran kegiatan mentoring di setiap event dakwah, dan cara yang baik lainnya, adalah dengan menjadikan dakwah fardiyah sebagai kebiasaan kader dimana. Sehingga setiap kader kita bisa berperan aktif dalam mengajak mahasiswa muslim untuk mengikuti mentoring ( pembinaan rutin ). Pendekatan dengan diskusi langsung juga bisa dilakukan untuk orang yang sudah berpengaruh atau sudah punya landasan pemikiran yang kuat.

2. Pembentukan

Membentuk seorang kader yang seimbang dari segi kemampuan dirinya. Membentuk kader ini perlu waktu yang cukup lama dan berkelanjutan. Membuat mekanisme dan sistem pembentukan yang jelas, bertahap dan terpadu bagi kader akan menghasilkan kader yang kompeten dan produktif. Oleh karena itu pelaku kaderisasi atau dalam hal ini tim kaderisasi LDK diharapkan bisa memberikan asupan ilmu yang luas dan tidak terbatas, serta seimbang antara ilmu dan amal. Berikut akan dijelaskan berbagai dimensi yang perlu dipahami dan dibina terhadap seorang kader.

Diniyah. Diniyah disini dimaksudkan pemahaman ajaran Islam dasar, seperti penjelasan tentang aqidah yang bersih dan lurus, pengajaran bagaimana ibadah yang benar,diutamakan ibadah wajib dijalankan dengan konsisten lalu meningkat ke membiasakan ibadah sunnah. Selanjutnya terkait dasar-dasar fiqih Islam dan berbagai hukum kontemporer yang ada. Penguatan dari sisi akhlak yang baik perlu di biasakan pada dimensi ini. Pembentukan kader yang berkepribadian Islam komprehensif diharapkan bisa di penuhi di dimensi ini.


Qur’aniyah. Memberikan pengajaran akan dasar-dasar Al Qur’an, disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan kader yang ada. Tahapan pengajaran ini bisa dimulai dari tahap pra-tahsin,tahsin, dan tahfidz. Bila keadaan memungkinkan Tafsir qur’an juga bisa dilaksanakan. Besar harapan kader LDK sangat dekat dengan Qur’an, karena memang semua yang disampaikan dalam berdakwah akan bersumber pada Al Qur’an. Kedekatan kader pada Qur’an pula yang akan membuat dakwah ini berkah dan di rahmati Allah. Kader diharapkan bisa mengaji atau membaca Qur’an dengan tajwid yang benar. Jika bacaan Qur’an sudah baik, kader diharapkan bisa memulai menghafal Al Qur’an.

Manajemen Organisasi. LDK adalah lembaga dinamis yang memerlukan kader yang bisa bergerak produktif dan terus menerus. Kader LDK haruslah kader yang baik dalam memanajemen diri dan organisasi. Penanaman dasar-dasar organisasi sejak dini dengan harapann kader tidak bingung ketika sedang menjalankan amal dakwah. Isi dari dimensi ini seperti dasar-dasar kaderisasi, manajemen waktu, manajemen konflik, manajemen rapat, syiar efektif, fung rising, pengelolaan organisasi dan lainnya. Isi dari dimensi diharapkan bisa menjadi bekal untuk diri sendiri dan organisasi dakwah.

Softskill. Kader LDK dituntut memiliki keahlian khusus yang bisa menunjang pergerakan dakwah LDK dan di masa yang akan datang diharapkan bisa juga berguna untuk dirinya. Contoh penerapan pembentukan softskill untuk kader, seperti pelatihan membawa mobil dan motor, cara desain dengan corel draw atau adobe photoshop,publik speaking, training manajemen aksi, memasak, memasang spanduk dan umbul-umbul, pelatihan multimedia seperti web dan blog, olahraga dan bela diri, bahasa Inggris dan bahasa arab dan kemampuan pendukung lainnya yang sekiranya dibutuhkan untuk kader.

Kepemimpinan. Manusia diciptakan Allah sebagai pemimpin, begitupula kader LDK yang nantinya akan memimpin pos-pos dakwah di manapun. Seorang kader dakwah harus siap memimpin jika kondisi menghendaki beliau sebagai pemimpin. Jiwa seorang pemimpin ini tidak bisa dibangun secara instan. Seorang pemimpin perlu kuat dari segi visi dan komprehensif dalam melihat sesuatu, pemimpin juga butuh kekuatan komunikasi dan kharisma yang kuat, pemimpin butuh memiliki jiwa empati dan baik dalam berkerja sama, pemimpin juga harus bijak dalam mengambil kebijakan. LDK harus bisa mencetak banyak pemimpin, karena kader LDK tidak hanya akan memimpin di LDK saja, akan tetapi kita juga perlu menyiapkan kader yang akan pemimpin di wilayah dakwah lain.

Wawasan. Seorang yang berilmu lebih baik ketimbang yang tidak berilmu. Ilmu dalam hal ini tidak dibatasi dalam hal ilmu agama saja. Kader LDK perlu memahami dasar-dasar ilmu politik, sosial, hukum, budaya dan ekonomi. Kekuatan dan luasnya wawasan yang dimiliki oleh kader dakwah akan memudahkan proses keberterimaan seorang kader di masyarakat dan memudahkan amal dakwah yang dilakukan oleh kader. Kekuatan wawasan ini pula yang akan membuat kader lebih bijak dan tepat dalam mengambil keputusan.
Dimensi-dimensi pembinaan ini perlu diberikan secara jelas, bertahap dan terpadu. Dengan memberikan banyak wawasan bagi kader LDK, sama dengan membangun aset dalam bisnis. Aset terbesar LDK adalah kader yang produktif. Flow dari rangkaian pembinaan ini harus bisa disusun dengan tepat agar memberikan sebuah formulasi kaderisasi yang terbaik. Mekanisme pendukung dari tahapan ini adalah form evaluasi rutin per kader, sehingga kita bisa mengetahui tingkat partisipasi kader dalam pembinaan serta menguatkan basis penjagaan dalam kelompok kecil yang sering kita kenal dengan mentoring. Mentoring akan berfungsi sebagai kelompok penjagaan terkecil dari sebuah LDK. Pada tahapan pembentukan ini, ilmu yang sudah didapatkan diharapkan sudah bisa menjadi pemikiran dan gagasan yang kuat bagi kader dan siap untuk mengamalkannya.

3. Penataan / Pengorganisasian

Setelah kader dibina, mulailah LDK menata potensi potensi kader menjadi sebuah untaian tali pergerakan yang harmoni. Setiap kader mempunyai kelebihan masing-masing. Ada kader yang pandai menghafal Qur’an, maka jadikanlah ia sebagai pengajar tahsin dan tahfidz. Ada kader yang gemar aksi atau demonstrasi, maka tempatkanlah ia di garda politik. Ada kader yang gemar mengadakan kegiatan, maka tempatkanlah ia di kepanitiaan. Ada kader yang hanya gemar belajar, maka proyeksikan ia agar menjadi asisten dosen dan ketua lab di masa yang akan datang. Ada kader yang suka bertualang, maka tempatkanlah ia sebagai relawan sosial LDK. Ada kader yang senang berpikir, maka tempatkanlah ia sebagi tim strategis. Ada kader yang gemar menggambar, maka tempatkanlah ia sebagai tim desain LDK.
Kader harus ditempatkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Walaupun seorang pimpinan LDK punya wewenang untuk menempatkan kader sesuai dengan harapan pimpinan, akan tetapi menempatkan kader sesuai keinginan dan potensi akan menghasilkan sebuah kesinambungan dakwah yang harmoni dan tidak terjadi pembunuhan karakter kader. Pemahaman ini perlu di pahami, bahwa kader kita adalah manusia, bukan mesin yang bisa dipindah-pindah sesuai dengan keinginan pengguna. LDK harus mampu memanusiakan manusia. Kalo memang harus ada yang berkorban di LDK, maka pemimpin lah orang paling tepat.
Kader adalah objek dakwah untuk pimpinan LDK. Kader dengan amanah , seperti tumbuhan dengan habitatnya. Kaktus tidak mungkin hidup di pantai dan rumput laut tidak mungkin hidup di padang pasir. Begitulah analogi kader, jika pimpinan memaksakan seorang kader ditempatkan di tempat yang tidak sesuai, maka pembunuhan karakter akan terjadi. Penyediaan ladang beramal dari LDK pun harus ditambah seiring bertambahnya kader. Ada beberapa LDK yang menyesuaikan komposisi dan bentuk struktur organisasi dengan jumlah kader, atau bisa juga dengan memberikan kader tempat beramal di lembaga lain, sebutlah mahad kampus, BEM, himpunan, Unit mahasiswa dan sebagainya.
Poin paling penting adalah bagaimana kader dakwah bisa memiliki amanah di mana pun, dengan catatan, kader selalu melakukan setiap hal dengan paradigma dakwah yang baik. Dimanapun anda berada frame dakwah harus tetap terinternalisasi. Kenapa kebijakan seperti itu yang dikembangkan ?. Karena LDK harus mampu menyediakan kader yang bisa mengisi berbagai pos di masa yang akan datang. Dalam tahapan yang sudah lanjut, terutama untuk LDK yang sudah stabil.
Kader diharapkan selalu memiliki empat peran dalam satu waktu, yakni ;

Mentor (pembina), seorang kader LDK harus aktif membina dan dibina. Dengan membina kelompok mentoring rutin, atau mengisi ta’lim rutin. Peran ini adalah peran murni seorang da’i yang diharapkan bisa menjadi peran utama kader dakwah

Penentu kebijakan strategis (syura), kader didik untuk bisa memimpin dan berpikir. Oleh karena itu kader harus mempunyai tanggung jawab sebagai anggota syura ( rapat strategis ) di lini yang sesuai dengan kapasitas kader saat itu. Dengan berpikir strategis ini diharapkan kader terbiasa untuk berpikir startegis dan komprehensif, sekaligus menumbuhkan jiwa pemimpin.

Pelaksana operasional (teknis), selain sebagai pemegang kebijakan di suatu tingkatan LDK, kader juga diharapkan bisa berperan dalam tatanan operasional atau kita sering kenal dengan pekerjaan teknis. Sehingga kader akan selalu berada dalam peran sebagai atasan dan bawahan dalam waktu bersamaan. Keseimbangan ini akan membentuk jiwa kerjasama yang baik. Contoh dalam kasus ini adalah, seorang kader berperan sebagai tim inti panitia kegiatan ( dalam hal ini dia sebagai anggota syura ) dan juga sebagai pelaksana operasional di tatanan LDK ( berkoordinasi dengan pengurus inti LDK ).

Akademik, kader dakwah pun perlu memiliki kompetensi akademik yang baik. Oleh karena itu, peran terakhir yang tak kalah pentingnya adalah, kader bisa berperan dalam bidang akademik atau di bangku kuliah dan lab. Peran yang bisa diambil antara lain, ketua kelas, ketua kelompok tugas, koordinator lab, ketua praktikum, asisten dosen, atau aktif dalam penelitian dan lomba ilmiah. Memiliki kader yang memiliki IP baik adalah harapan besar LDK. Dengan IP yang baik, sebetulnya akan memudahkan pergerakan dakwah kita di kampus.

4. Eksekusi dan peralihan objek kaderisasi menjadi subjek kaderisasi

Tahap terakhir dalam siklus kaderisasi. Pada tahapan ini seorang kader dakwah sudah bisa berkontribusi secara berkelanjutan dan sudah siap untuk menjadi subjek kaderisasi bagi objek dakwah yang lain. Kaderisasi merupakan siklus yang terus-menerus dan selalu lebih baik. Fase eksekusi ini juga diisi dengan monitoring kader dan evaluasi berkala, agar sistem kaderisasi yang dijalankan di LDK selalu lebih baik. Dengan monitoring dan evaluasi ini, diharapkan bisa memberikan masukan dan perbaikan bagi perencanaan siklus kaderisasi selanjutnya. Pada dasarnya tahapan kaderisasi seperti ini, varian dan inovasi akan bisa sangat berkembang pesat di metode, kurikulum, flow materi, perangkat pendukung dan kebijakan manajemen SDM lainnya.
Fase eksekusi ini juga sudah menghasilkan kader yang memiliki dorongan untuk berkerja, dan perlu di ingat, karena seorang kader saat ini sudah memegang peran sebagai pelaku atau subjek kaderisasi, maka kader pun perlu dibina dengan siklus yang baru. Pada dasarnya seorang kader akan dibina sesuai dengan siklus ini, yang membedakan adalah pola dan isi dari setiap tahapan. Seringkali, LDK tidak membina kader tahap lanjut, atau bisa dikatakan pembinaan untuk pengurus harian lebih sedikit ketimbang kader mula. Oleh karena itu pada LDK yang sudah cukup stabil, diharapkan mempunyai alur dan kurikulum serta metode kaderisasi yang berbeda untuk setiap tingkatang (angkatan) kader. Dengan membuat sistem kaderisasi seperti ini, maka LDK akan menjadi mesin pencetak kader yang solid dan militan secara terus-menerus. Membangun sistem kaderisasi yang kuat adalah aset berharga untuk lembaga dakwah kampus.

Kamis, 14 Juli 2011

Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus : Merajut kembali tali silaturahmi


Berawal dari adanya penekanan-penekanan pemerintahan Orde Baru saat itu, ternyata membawa dampak positif di satu sisi. Para aktifis dakwah yang sangat dibatasi oleh rezim saat itu, ternyata telah diberi kekuatan Allah untuk membangun kreatifitas dakwah yang luar biasa hebatnya. Allah juga telah mengkaruniakan kepada mereka semangat yang tinggi dalam melakukan aktifitas dakwah yang penuh resiko ini. Hal ini ternyata telah mampu membentuk jiwa besar dan pengorbanan yang tiada tara, dibawah pengaruh bayang bayang penekanan-penekanan dari pemerintah, yang pada saat itu hanya memberikan peluang bagi umat Islam untuk berritual semata.

Tahun 80 sampai 90 an para aktifis dakwah telah memulai membangun pilar-pilar dakwah untuk terbangunnya Izzul Islam wal Muslimin, khususnya di Indonesia sebagai bagian dari komunitas kaum muslimin di dunia. Yang dilakukan adalah hal yang bagi saya sangat tepat sasaran. Membidik dunia kampus dan pendidikan.
Siapapun mengetahui bahwa kampus adalah pusat peradaban dan pusat pembangunan generasi terdidik bangsa yang akan meneruskan tongkat perjuangan bagi generasi sebelumnya. Terbangunnya kaum intelektual kampus dengan sibghah Islam merupakan sebuah kemenangan yang luar biasa, sebuah kontribusi yang amat sangat berharga bagi perkembangan dakwah selanjutnya.
Alhasil mulai disusunlah skenario dakwah kampus dengan logika yang sangat sederhana. Membangun kembali peradaban Islam, pemahaman dan aqidah Islam yang murni yang tidak terkontaminasi oleh pemahaman ideologi yang tidak mencerminkan kemurnian makna Laa illaaha ilallah. Dimulailah dengan membentuk pengajian-pengajian kecil, secara sembunyi-sembunyi, dengan materi seputar aqidah dan pemurnian makna Laa ilaaha Illaallah. Dengan membentuk para individu unngulan ini diharapkan akan dapat menjadi tumpuan bagi keluarga unngulan, yang kehidupannya mencerminkan sebuah keluarga dengan kemurnian aqidah. Dan dari situ diharapkan akan terbentuk sebuah masyarakat yang mempunyai karakteristik perilaku yang islami, masyarakat yang didalamnya berkumpul para penyeru agama Allah lewat semua jalur yang dimilikinya.
Perkumpulan pengajian yang ada dikampus-kampus ini kebanyakan termotivasi dengan adanya beberapa pergerakan yang menawarkan ide-ide pemurnian terhadap pemahaman Islam dengan kembali kepada Allah dan Rasulnya, dengan melaksanakan ajaran-ajaranNya serta sunah-sunnah rasulNya dalam setiap jengkal kehidupannya. Nama-nama dan pemikiran Jamaah Al Ikhwan Al Muslimun [Mesir], Jama’ah Hizbut Tahrir [Yordania], jamaah Al Haramain, dan Jema’at Al Islami [Pakistan] banyak mewarnai pemikiran Aktifis Dakwah Kampus saat itu. Ide-ide penegakan kembali persatuan Islam Internasional, Khilafah islamiah, merupakan ide-ide yang tidak pernah lepas dari kajian-kajian juga. Demikian pula penanaman sikap anti imperialisme dan barat dengan ghazwul fikrinya. Hingga dalam beberapa waktu terbentuklah sosok sosok yang tampil secara eklusif dengan pemahaman ke-islamannya. Para pemuda berjenggot dan para wanita dengan kerudung lebar telah mulai bersemi dalam kampus, yang kelak ternyata akan tumbuh dengan rimbunnya. Para mahasiswa denagn Al Qur’an kecil di saku bajunya ternyata menjadi fenomena yang lama kelamaan kian bertambah.
Dengan terbentuknya masjid-masjid di kampus serta dengan terbukanya ruang untuk dapat membentuk perkumpulan kajian di kampus, maka benih-benih dakwah kampus yang telah di bangun melalui kajian-kajian ini selanjutnya menyatu dalam wadah yang telah terorganisasi. Dalam tingkatan perguruan tinggi maka masjid kampus akhirnya telah menjadi basis perjuangan dakwah bagi para aktifis Islam kampus.
Tak puas dengan hal ini maka timbullah ide untuk membentuk jaringan dakwah kampus dengan wadah Forum Silaturahmi. Forum yang mempunyai sebuah tujuan yang sangat mulia yakni membangun jaringan dan kesatuan antar para aktifis dakwah di setiap kampus. Adanya latar belakang pemahaman terhadap strategi dakwah, yang diakibatkan oleh adanya ide yang berbeda, atau latar belakang dakwah dan pemahaman yang bersumber dari gerakan yang berbeda terkadang menimbulkan ketidak harmonisan. Ketidak percayaan kita terhadap niat tulus dari LDK lain terkadang mulai tumbuh di hati kita, kecurigaan terhadap niat baik rekan kita, ternyata terkadang membangun sekat antar LDK. Tak heranlah jikalau dalam even-even LDK terkadang sampai terjadi perdebatan yang seharusnya tidak dilakukan oleh para aktivis dakwah sesantun aktifis LDK ini.
Bagaimanapun ide-ide pemurnian aqidah, pengentasan Ummat dari ketertinggalan, pembangunan peradaban Islam, serta ide-ide khilafah adalah ide bersama gerakan dakwah, yang saya yakin juga merupakan ide para aktifis LDK. Ide-ide seputar persatuan ummat adalah ide yang sangat diutamakan oleh gerakan dakwah. Oleh karenanya segenap aktifis dakwah harus segera berbenah diri dengan mentazkiyah dirinya, untuk lebih menerima rekan dakwah kita yang lain. Amat naiflah jikalau kita sendiri ingin menjalin persatuan ummat secara internasional sedangkan kita para penyerunya tidak dapat memberikan bukti positif walaupun dengan lingkup sekecil FSLDK.
Sudahlah, kita lupakan masa lalu, jikalau masa lalu itu ternyata tidak memberikan kontribusi persatuan di kalangan kita. Sudahlah, mari kita lupakan persoalan mafahim dan khitah jika itu tidak bisa kita terima secara bersama-sama. Sudahlah, marilah kita kubur saja prosesi pembentukan KAMMI jika itu menyebabkan sebagian dari kita merasa ditelikung. Sudahlah, marilah kita lupakan sejarah masa lalu jikalau sejarah itu hanya akan mengingatkan hal lama yang menambah luka.
Sekarang marilah kita tatap masa depan, marilah kita berusaha bekerjasama dalam banyak hal yang telah kita sepakati, dan saling menghormati sesama saudara pada sedikit hal yang belum kita sepakati. Janganlah saling mengolok dan saling menyalahkan, karena memang Allah dan Rasul-Nya tidak mengajarkan yang demikian. Marilah kita buktikan pada dunia, bahwa para aktifis LDK adalah para pahlawan persatuan ummat yang akan memberikan tauladan bagi berseminya persatuan Ummat ini. Marilah dengan Bismillah kita awali semuanya dari F.S.L.D.K…………….
Afwan jika banyak kesalahan. Tulisan ini bersumber dari banyak cerita dan pengalaman serta sedikit buku yang telah saya baca. Saya berharap tulisan ini akan dapat menjadi perenungan bagi kita semua, bagi segenap aktifis dakwah kampus yang merindukan terbentuknya ummatan wahidah yang penuh dengan nilai-nilai persaudaraan dan kasih sayang. Saya titipkan FSLDK ini kepadamu. Karena mungkin kita sudah tidak bisa bertemu kembali di FSLDK selanjutnya.

Ditulis 25 Juli 2001 pukul 2.10 WIB tengah malam

Edy Santoso

achedy@yahoo.com
Mantan aktifis LDK dan FSLDK

Definisi Dasar dan Tujuan Dakwah Kampus

Dakwah Kampus merupakan salah satu bagian dari dakwah secara umum. Dakwah kampus mengkhususnya dirinya untuk bergerak dalam sebuah miniatur masyarakat kecil yang bernama masyarakat kampus. Oleh karena itu dalam menjalankan roda dakwahnya, Dakwah Kampus memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan dakwah di wilayah lain. Dengan kata lain, pola Dakwah Kampus tentu akan berbeda dengan pola di Dakwah Remaja Masjid, atau pada Dakwah di Perkantoran, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebelum kita lebih jauh membicarakan mengenai bagaimana rincian pola dan strategi dakwah kampus, maka perlu kita pahami dahulu apa definisi dasar dari Dakwah Kampus.


Dakwah Kampus adalah dakwah ammah harokatudz dzahiroh dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah yang sifatnya terbuka, berorientasi kepada rekrutmen dakwah di kalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh civitas akademika. Civitas akademika yang dimaksud di sini adalah para mahasiswa dan dosen perguruan tinggi. Civitas akademika merupakan bagian dari masyarakat kampus yang hidup dengan peraturan, ada peraturan kampus (rektorat), peraturan ormawa, dan sebagainya. Sehingga untuk dapat mengejewantahkan dakwah ammah harokatudz dzahirah tersebut, maka prinsip 'legal', 'formal', dan 'wajar' dalam kacamata civitas akademika, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Dakwah Kampus. Salah satu derivasi dari hal ini, maka biasanya sebuah lembaga dakwah kampus perlu membuat AD/ART sebagai bagian dari bentuk legalisasi organisasi dakwah kampus di sebuah perguruan tinggi.


Untuk menjalankan roda Dakwah Kampus, maka dibutuhkan personil-personil, yaitu Aktivis Dakwah Kampus (ADK). ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam Dakwah Kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus lembaga dakwah kampus, murobbi kampus, dan sebagainya. Peran ADK ini bisa dijalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, atau dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan Dakwah Kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkutan.

Sebagaimana telah diungkapkan di atas, dalam pergerakannya dakwah kampus memiliki medan tersendiri. Medan pergerakan dakwah kampus adalah area di mana dakwah kampus mengaktualisasikan diri. Medan Dakwah Kampus yaitu lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap dakwah kampus, meliputi manusia-manusianya (para civitas akademika, pejabat dan pegawai kampus, alumni), sarana-sarananya (lembaga kemahasiswaan, institusi perguruan tinggi, institusi pemerintah terkait, institusi kerjasama antar perguruan tinggi), dan aturan main yang berlaku (peraturan perundangan terkait, kurikulum dan sistem administrasi perguruan tingggi), serta sarana dan prasarana kampus. 

Dan yang terakhir dalam kajian ini adalah tujuan Dakwah Kampus, terakhir dan sangat penting. Karena tujuan dakwah kampus harus selalu menjadi satu hal yang terus diingat oleh para ADK, agar mereka tahu ke mana arah dakwah kampus berjalan. Tujuan utama dari Dakwah kampus adalah adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam, dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentransformasi masyarakat menuju masyarakat Islami. Derivasi dari hal ini maka peran tarbiyah kampus yang berkesinambungan - untuk menghasilkan alumni-alumni yang berafiliasi kepada Islam - menjadi sangat penting. Derivasi lainnya, lembaga dakwah kampus perlu secara bertahap menjadi lembaga dakwah kampus yang matang, agar dapat memainkan perannya di perguruan tinggi yang bersangkutan untuk dapat mengusung perubahan. Mengenai tahapan dakwah kampus ini perlu kajian tersendiri.


Untuk mencapai tujuan di atas, ada beberapa sasaran antara yang harus dicapai terlebih dahulu. Sasaran tersebut antara lain : 

1. Terbentuknya bi̢۪ah (lingkungan) yang kondusif bagi kehidupan Islami di kampus, baik dalam sisi moral, intelektual, maupun tanggungjawab sosial. Kita tahu bahwa kampus adalah lingkungan yang heterogen. Ketika berinteraksi di dalamnya, maka butuh kekuatan untuk menjaga idealisme dengan tetap memperhatikan realitas. Hal ini berarti dakwah kampus memerlukan sebuah lingkungan kecil yang senantiasa dapat terus men-charge ruhiyah para ADK di tengah-tengah aktivitasnya di kampus. Sarana untuk itu adalah tarbiyah yang berkesinambungan untuk para ADK dan yang didakwahkannya.

2. Terbentuknya opini ketinggian Islam di kalangan kampus. Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya. Barangkali bisa kita diskusikan mengenai hal ini dalam kajian tersendiri.

3. Terbentuknya kesinambungan barisan pendukung dakwah. Untuk itu, tarbiyah yang berkesinambungan di setiap angkatan mahasiswa harus dipastikan berjalan. Ini membutuhkan sebuah lajnah yang dapat mengawasi itu dalam jangka panjang.

4. Terbentuknya hubungan timbal balik yang sinergis antara dakwah ammah dengan pengkaderan. Artinya, semua rekrutmen-rekrutmen dakwah diupayakan dapat dilanjutkan dengan proses dakwah secara khusus terhadap orang-orang yang direkrut tersebut. 

Demikian kajian singkat mengenai definisi dasar dan tujuan dakwah kampus. Semoga dapat menjaga orisinalitas dakwah kampus di tengah-tengah proses perubahan yang semakin cepat. (hdn)

Lembaga Dakwah Kampus

Lembaga Dakwah Kampus

Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah sebuah organisasi kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia. Organisasi ini bergerak dengan Islam sebagai asasnya. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia pasti mempunyai LDK. Tiap-tiap perguruan tinggi, nama LDK bisa berbeda-beda. Kadang mereka menyebut dirinya sebagai Sie Kerohanian Islam, Forum Studi Islam, Lembaga Dakwah Kampus, Badan Kerohanian Islam, dan sebagainya.
Lembaga Dakwah Kampus adalah lembaga yang bergerak di bidang dakwah Islam, kampus merupakan inti kekuatannya, dan warga civitas akademika adalah obyek utamanya. Ditinjau dari struktur sosial kemasyarakatan, mahasiswa dan kampus merupakan satu kesatuan sistem sosial yang mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial peri-kepemimpinan di tengah-tengah masyarakat. Sedangkan dari potensi manusiawi, mahasiswa merupakan sekelompok manusia yang memiliki taraf berpikir di atas rata-rata. Dengan demikian, kedudukan mahasiswa adalah sangat strategis dalam mengambil peran yang menentukan keadaan masyarakat di masa depan. Perubahan masyarakat ke arah Islam terjadi apabila pemikiran Islam telah tertanam di masyarakat itu. Dengan berbagai potensi strategis kampus, maka tertanamnya pemikiran Islam di dalam kampus melalui dakwah Islam diharapkan dapat menyebar secara efektif ke tengah-tengah masyarakat.
Kondisi obyektif dari masing-masing kampus yang berbeda-beda menjadikan masing-masing Lembaga Dakwah Kampus berkembang dengan pola sendiri-sendiri, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya. Di samping itu, banyaknya persoalan dakwah di dalam kampus menyebabkan Lembaga Dakwah Kampus lebih mengarahkan perhatiannya ke dalam kampusnya masing-masing, dan kurang memberikan perhatian pada kebersamaan gerak dakwah. Keadaan ini berakibat melemahnya kekuatan gerak dakwah secara global. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalinan koordinasi yang baik di antara LDK yang ada demi terciptanya kekuatan gerak dakwah yang terpadu dan kokoh laksana satu bangunan yang saling menguatkan. Makanya, didirikanlah satu lembaga pemersatu yang dikenal dengan nama Forum Silaturrahim Lembaga Da'wah Kampus (FSLDK). Lembaga ini berusaha menyatukan gerak semua LDK yang ada di Indonesia dengan berbagai program.
Nama-nama Lembaga Dakwah Kampus di Indonesia
Nanggroe Aceh Darussalam
§  Lembaga Dakwah Kampus Forum Silaturrahmi Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Aceh (LDK FOSMA Unsyiah)situsresmi
§  LDK Ar-Risalah IAIN Ar-Raniry [1]
§  Lembaga Dakwah Fakultas Al-Ihsan Pertanian Universitas Syiah Kuala Aceh (LDF Al Ihsan)situsresmi
§   
Sumatra Utara
§  LDK Al-Izzah IAIN Sumut 
§  UKMI Ad-Dakwah USU 
§  LDK Raudhatul Jannah Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah 
§  FKMM Harapan Medan (STT-STIE-STBA) 
§  LDK Ulul Albab STMIK Potensi Utama Medan 
§  UKMI Politeknik Negeri Medan 
§  UKMI Ar-Rahman Universitas Negeri Medan 

Sumatera Barat
§  FKI Rabbani Universitas Andalassitusresmi
§  Unit Kegiatan Kerohanian Universitas Negeri Padang. 
§  LDK Khairu ummah STIT Pariaman
§  LDK KSI Ulul Albab IAIN Imam Bonjol
§  LDK FSI Nurul Jannah Universitas Bung Hatta
§  LDK UKM Azzamul Iffah STAIN Jamil Jambek Bukittinggi
§  LDK UKM Ar-Ruhul Jadid STAIN Batusangkar
§  LDK Afdhalul Fikri STKIP PGRI Padang

Riau - Kepulauan Riau
§  UKMI Ar_Royyan Universitas Riau 
§  LDK Al_Karramah UIN Sultan Syarif Kasim Riau 
§  LDK Izzatul Islam STAI Miftahul Ulum Tanjung Pinang 
§  LDK Darul Ulum STIE Pertiba Bangka
§   
Jambi
§  LDK Arrahman Universitas Jambi 
§  LDK Al-Uswah IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi 
§  LDK Ibadurrahman Muara Bungo 
§  LDK FORSIMA (Forum Studi Mahasiswa An-Nadwah) STAI An-Nadwah Kuala Tungkal
§   

Sumatera Selatan
§  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LDK KARISMA Politeknik Negeri Sriwijaya
§  Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) LDK Nadwah Universitas Sriwijaya
§  LDK KEMAS STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU
§  LDK Refah IAIN Raden Fatah Palembang 
§  LDK Al Qorib Universitas Bina Dharma 
§  LDK Ar Risalah Universitas PGRI 
§  LDK An Najm STIK Bina Husada 
§  LDK Mizan Poltek Kesehatan Kemenkes Palembang
§  LDK Al Wathon Universitas Kader Bangsa 
§  Rohis STMIK MDP

Lampung
§  Unit Kegiatan Mahasiswa Birohmah Universitas Lampung
§  Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam FKIP Unila Universitas Lampung
§  Unit Kegiatan Mahasiswa Al Kindi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.
§  Unit Kegiatan Mahasiswa Al Banna Politeknik Negeri Lampung.

Banten
§  Masjid Baitul Maal (MBM) STAN
§  LDK SYAHID (Syarif Hidayatullah) UIN Syarif Hidayatullah.
§  Lembaga Dakwah Kampus "Ummul Fikroh" (LDK UF) [(IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)]. 
§  LDK Amal IAIN Antasari 
§  Rohis Universitas Syekh Yusuf Tangerang

Daerah Khusus Ibukota Jakarta
§  LDK FRM UI - (Forum Remaja Masjid Universitas Indonesia). 
§  LDK Al-Hikmah STMIK Jakarta STI&K. [www.ldkalhikmah.co.cc situsresmi]
§  LDK UNJ - Universitas Negeri Jakarta
§  Forum Studi Islam Khidmatul Ummah (FSIKU FBS UNJ)UNJ . 
§  Unit Kegiatan Mahasiswa Islam Hudzaifah Trisakti (UKM-IHT) - Universitas Trisakti
§  Rohis KALAM - Sekolah Tinggi Bahasa Asing LIA
§  LDK Salam (Nuansa Islam Mahasiswa) - Universitas Indonesia
§  LDF Forum Amal dan Studi Islam FIB UI(Formasi FIB UI). 
§  LDK FIKI UI (Forum Ilmiah Kajian Islam Universitas Indonesia)
§  LDK Al Azzam - Universitas Budi Luhur
§  Forum Ukhuwah dan Kajian Islam Fasilkom UI
§  Badan Semi Otonom Musholla 'Izzatul Islam UI (BSOMII UI). 
§  Majelis Ta'lim Al-Khawarizmi (MT Al-Khawarizmi) Universitas Bina Nusantara
§  Unit Kegiatan Rohani Islam ISTN (Institut Sains dan Teknologi Nasional) - UKRI ISTN 
§  LDK Al Fatih LIPIA 
§  UKM Fajrul Islam Universitas Gunadarma
§  LDK Kahfi Universitas YARSI 
§  Rohis Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) 
§  UKKI Universitas Pancasila
§  LDK Al-Faruq Universitas Mercu Buana 
§  LDK Nurul Ilmi Universitas Nasional
§  Forum Ukhuwah Tarumanagara 
§  LDK Istiqomah Universitas Jayabaya
§  Remaja Masjid Nurul Itishom STEI Indonesia
§  Ikatan Mahasiswa Muslim Nusantara (IMMN) Institut Bisnis Nusantara 
§  Rohis AlAshri Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBii
§  LDK Uswah UPN "Veteran" 
§  LDK Al-Azzam Universitas Borobudur 
§  LDK Al-Banna Universitas Bidakara
§  LDK Ikatan Keluarga Muslim Unversitas Indonusa Esa Unggul
§  LDK Pusat Studi Mahasiswa Islam Universitas Prof Dr Moestopo
§  LDK Al-Ishlah Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 
§  LDK Al-Arif Asian Banking Finance Institute Perbanas 
§  LDK AlFutuwah STT PLN 
§  UKM Assalam STEKPI 
§  UKM Badaris BSI 


Jawa Barat
§  Forum Komunikasi Dakwah Fakultas Universitas Padjadjaran 
§  LDK AL-INTISYAR UIKA Bogor 
§  LDK KMA (Keluarga Muslim AKA Bogor) 
§  LDK Dewan Kemakmuran Masjid Al Hurriyah Institut Pertanian Bogor (LDK DKM Al Hurriyah IPB). 
§  Unit Kegiatan Dakwah Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UKDM-UPI). 
§  Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) - Institut Teknologi Bandung
§  Sentra Kegiatan Islam STT Telkom
§  LDK STMIK Bani Saleh
§  LDF FUSI psikologi UI
§  LDL Alfath ( Pranata Indonesia Bekasi )
§  LDK STAI Siliwangi 
§  LDK Al Ukhuwah UNISMA Bekasi. 
§  LDK Assalam (Asosiasi Mahasiswa Islam) Politeknik Negeri Bandung. 
Jawa Tengah
§  LDK Ikatan Pemuda dan Remaja Masjid Diponegoro (IMMARO) Universitas Diponegoro.
§  Jamaah Nurul Huda UKMI UNS
§  LDK INSANI Undip 
§  LDK STAIN Surakarta 

Daerah Istimewa Yogyakarta
§  KMFH UGM
§  Keluarga Muslim Fakultas MIPA UGM
§  Jama'ah Shalahuddin UGM
§  LDK Jadda Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 
§  LDK WAMIKA (Wahana Aspirasi Mahasiswa Islam Akakom) STMIK Akakom Yogyakarta 
§  LDK Hamfara Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Yogyakarta 
§  LDK Jamaah Fatahillah STEI Yogyakarta 
§  LDK KODISIA (Korp Dakwah Universitas Islam Indonesia) 
§  LDF JAM (Jamaah Al Muqtashidin)Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta 
§  LDF CMIA (Center for Medical Islamic Activities)Fakultas Kedokteran UII Yogyakarta 
§  LDK Jama'ah Al-Anhar (UKI JAA) UMY (Universitas Muhamadiyah Yogyakarta)
§  LDK Jama'ah Al-Kahfi (Jakhfi) AMA - STIKES Surya Global Yogyakarta

Jawa Timur
§  Kerohanian Islam Politeknik (RISPOL) - Politeknik Negeri Malang Blog RISPOL
§  LDK BDM Al-Hikmah - Universitas Negeri Malang
§  LDK Forum Kajian Islam Mahasiswa (Forkisma) - Universitas Widyagama Malang
§  Jama'ah Masjid Manarul Ilmi (Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya). 
§  Jama'ah Nuruzzaman Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) - Universitas Airlangga
§  Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) - Universitas Negeri Surabaya.
§  Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) - Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA).
§  Forum Studi Islam Teknik Elektro (Forsitek) Universitas Brawijaya
§  Keluarga Besar Muslim (KBM) Al Hadiid Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
§  Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) PENS-ITS. 
§  Forum Studi Insan Kamil (FORSIKA), Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
§  Mushola Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga
§  Lembaga Dakwah Kampus Unit Kegiatan Kajian Islam Universitas Muhammadiyah Gresik (LDK UKKI UMG). 
§  Unit Kegiatan Mahasiswa Kerohanian Islam (UKMKI) Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Universitas Jember
§  Unit Aktivitas Kerohanian Islam (UAKI) Universitas Brawijaya 
§  LDK Ar-Rahman STEI-STMIK Asia Malang
§  LDK Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ulil Albab STKIP PGRI Ponorogo 

Bali
§  UKKI Forum Persatuan Mahasiswa Islam Universitas Udayana 

Nusa Tenggara
§  LDK Baabul Hikmah Universitas Mataram 

Kalimantan Timur
§  Pusat Studi Islam Mahasiswa Universitas Mulawarman 
§  Lembaga Dakwah Kampus Informatika Studi Islam (LDK INSI) - STMIK Widya Cipta Dharma/Wicida Samarinda

Kalimatan Barat
§  BKMI Universitas Tanjung Pura 
§  LDK IMMSAH Politeknik Negeri Pontianak

Kalimantan Tengah
§  JS Universitas Palangkaraya

Sulawesi Selatan
§  Lembaga Dakwah Kampus Forum Komunikasi Mushalla dan Kerohanian Islam (LDK FKMKI) Unhas - (Universitas Hasanuddin) 
§  UKM Lembaga Dakwah Kampus Al Jami' UIN Alauddin (Universitas Islam Negeri Alauddin)
§  Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) POLTEKES
§  LDK LDM Universitas Muslim Indonesia
§  Lembaga Dakwah Kampus Salman UNM
§  Lembaga Dakwah Kampus Asy Syifa STIKES Nani Hasanuddin
§  Lembaga Dakwah Kampus AL Furqon Univ. 45

Maluku - Maluku Utara
§  LDK Al-Ikhwan Universitas Patimura Maluku
§  LDK Babussalam Universitas Khairun Ternate [48]

Papua
§  Ikatan Mahasiswa Muslim (IMMUN) Universitas Cendrawasih
§  LDK Universitas Negeri Papua
Wadah Antar Lembaga Dakwah Kampus
Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)
Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) merupakan wadah silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (LDK) se-Indonesia. Saat ini lebih populer dengan sebutan Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia (FSLDKI). Sifat keanggotaan FSLDK terbuka, artinya setiap LDK berhak bergabung dengan FSLDK. Jaringan FSLDK sudah tersebar luas di seluruh nusantara. Mulai dari ujung Sumatra hingga Papua. Hingga kini keanggotaan FSLDK mencapai 860 LDK. Pada mulanya FSLDK hanya dihadiri tidak banyak LDK, berikut LDK yang ikut pada FSLDK pertama:
§  LDK Informatika Studi Islam STMIK Wicida Samarinda (LDK INSI)
§  Jamaah Mujahidin IKIP Yogyakarta
§  LAI Undip Semarang
§  UKKI Unsoed Purwokerto
§  UNS Solo
§  Lpisat Usakti Jakarta
§  UI Jakarta
§  BKI IPB Bogor, diwakili oleh Muhammad Al-Khatat
§  UIKA Bogor
§  Karisma Salman ITB Bandung
§  DKM Unpad Bandung, diwakili oleh Fahmy Lukman
§  UKKI Universitas Airlangga Surabaya,
§  BDM Al-Hikmah IKIP (UM) Malang
§  Jamaah Salahudin UGM, diwakili oleh Ismail Yusanto
Di tingkat nasional, kita mengenal istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN). FSLDKN yang terakhir diselenggarakan di Universitas Pattimura AmbonMaluku pada bulan Juli 2010. FSLDKN bertujuan untuk membahas peran LDK dalam sekup nasional dan Internasional(FSLDKN mencanangkan Go-Internasional pada tahun 2014) serta memilih PUSKOMNAS (Pusat Komunikasi Nasional) FSLDK. Sedangkan di tingkat daerah, ada juga istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah(FSLDKD) yang bertujuan untuk menterjemahkan hasil FSLDKN, membahas peran LDK di tingkat daerah, dan memilih PUSKOMDA (Pusat Komunikasi Daerah) FSLDK. Hingga saat ini agenda FSLDK semakin beragam, seperti pendampingan LDK, training manajemen LDK, Simposium Internasional, penyikapan isu bencana, gerakan moral, dan sebagainya.