Minggu, 03 Juli 2011

Perjuangan Yang Terlupak

Sejak Adam menggenggam butiran pasir di bumi berarti sejak itu pula kata perjuangan dikenal. Terpisahnya Adam dan Hawa telah membuat sejarah romantis tersendiri. Kisah perjuangan yang lebih dari kisah Romeo dan Juliet. Perjuangan lelaki menapaki bumi hanya untuk menemukan dimana sang isteri maneteskan air matanya. Perjuangan hamba memohon ampunan dosa kepada Tuhannya. Bahkan perjuangan dalam memahami bagaimana hidup di bumi untuk pertama kalinya. Walau banyak orang yang menghiraukan tapi inilah perjuangan besar. Meskipun sekarang manusia mengagung-agungkan cinta syahwat, tapi Adam dan Hawa menunjukkan perjuangan cinta sebenarnya.
Belajar dari Ibrahim. Berbeda dengan Adam berbeda pula dengan Ibrahim. Beliau mati-matian memperjuangkan tauhid sebagai agama yang hanif. Sebuah perjuangan yang saat ini dirasa sangat berat. Berjuang dari kecaman orang tua, dibakar tubuhnya. Bergerilya menghancurkan kemusyrikan Raja Namruz. Bahkan penuh kesabaran mencintai Isterinya, walau Siti Sarah belum juga berketurunan. Lagi-lagi seorang tokoh menunjukkan perjuangan hakiki itu seperti apa.
Hai manusia, masihkah engkau malu untuk berjuang. Kisah Adam dan Ibrahim menunjukkan pelajaran berharga yang kini tidak dihargai. Begitupun ketika Yusuf berjuang menjaga auratnya. Berjuang menghindari zina yang tinggal di depan mata. perjuangan terberat bagi seorang pemuda kapanpun hingga zaman sekarang. Yusuf rela dipenjara daripada menjadi bahan fitnah. Mencintai Zulaikha bukan karena syahwat dan nafsu, tapi lebih karena Allah. Karena Allah. Tidakkah kita mengambil pelajaran dari keteguhan Yusuf menjauhi zina.
Akankah dengan meraba perjuangan Muhammad kita akan tersadarkan. Muhammad telah memberikan suri tauladan terbaik, The best nomination awards for the best man. Setiap kata, ucapan dan perilakunya sudah cukup menularkan gema dan aura perjuangan. Berjuang merintis Islam menjadi keyakinan yang benar-benar diyakini. Berjuang menjadi seorang Rosul, pemimpin Negara, panglima perang, ayah dari anak-anaknya bahkan menjadi Suami dari Isteri(-isteri) nya.
Perjuangan itu muncul terlepas dari mereka seorang Nabi, tapi lebih karena mereka juga manusia. Sama seperti kita, bahkan beruntungnya kita karena mendapatkan ujian yang jaa….uh lebih ringan daripada mereka.
Mana perjuanganmu wahai orang yang hidup di Akhir Zaman…?
Berjuang untuk mencari Ilmu dan mengamalkannya, berjuang memperbaiki kualitas ibadah. Sholat di awal waktu, berjamaah di masjid. Bertahajud pada sepertiga malam. Berjuang menjemput ma’isyah untuk berbagi walau itu sedikit. Berjuang mengumpulkan bekal untuk pulang ke negeri akhirat. Hidup di akhir zaman memang penuh perjuangan. Bisakah mata tidak bermaksiat di sepanjang jalan umum. Bisakah hati berbaik sangka terhadap manusia apapun bentuknya, mengingat banyak kemunkaran di akhir zaman.
Mungkinkah seperti manusia kebanyakan. Ketika kecil diasuh dalam kemanjaan dan hiburan dunia dengan melupakan pendidikan agama. Begitupun dalam menapaki keremajaan, bergelimang nikmatnya dunia dan hiburan-hiburan syaithon. Hingga dewasa tetap saja mengagung-agungkan dunia yang diraihnya, menumpuk-numpuk harta. Barulah saat usia mulai senja ingat akan ibadah. Tulang keropos sungguh sulit diajak bersujud dan menapaki jalan malam berjamaah maghrib dan Isya’.
Selagi ingat berjuanglah……..!!!

Tidak ada komentar: