Rabu, 10 November 2010

ANTARA KULIAH DAN ORGANISASI

 

Pada saat seseorang memasuki lingkungan akademik, salah satunya adalah lingkungan kampus maka semua aktivitasdan kepribadiannya secara tak sadar akan terbawa oleh lingkungan tersebut. Pada saat seorang mahasiswa yang tidak puas akan pengalamannya dalam bidang akademik saja maka mereka akan berkecimpung dalam organisasi. Organisasi adalah lingkungan penyempurna dari lingkungan akademik.Organiasai adalah penyempurna lingkungan akademik. Tidak bisa dipungkiri ilmu pengetahuan yang didapat dari dalam kelas kuliah hanya sebatas ranah kognitif saja (pikiran). Apabila dilengkapi dengan organisasi maka akan berkembang ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Sehingga lengkap sudah kemajuan tiga ranah dari individu yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Suatu organisasi bisa dikatakan demikian karena organisasi tersebut adalah wahana laboratorium untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang didapat dari perkuliahan. Seperti kata-kata populer “if I hear I forget, if I see I remember, if I do I know”. Dan organisasilah yang akan membantu anda untuk do sehingga anda benar-benar know.
Bagi yang aktif dalam berorganisasi beruntunglah dia. Akan tetapi ada hal lain yang harus digarisbawahi dalam berorganisasi, yaitu tidak terlalu berlebiihan sebingga melupakan tujuan utama yaitu kuliah. Sedangkan organisasi sebagai pelengkap saja.
Adalah hal biasa jika mahasiswa bolos kuliah, bahkan cuti kuliah atau mengundurkan diri sekaligus dengan alasan berkorban demi kemajuan organisasi yang diikuti sekarang. Saya pernah sedikit membaca megnenai sense belongness yang tercakup dalam buku Psikologi Sosial karya Gerungan.
Sense belongness atau rasa keikut sertaan dan rasa bertanggungjawab organisasi memang penting ada. Dan bahkan harus ada agar eksistensi dari suatu organisasi tersebut bisa terus berlangsung. Namun sense belongness ini juga yang digunakan sebagai alasan untuk meninggalkan tujuan utama yaitu kuliah.
Apabila dengan cermat kita amati disekeliling kita khususnya diwilayah Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Malang banyak mahasiswa yang terjebak dalam kesalahpahaman ini. Unit sebagai rumah kedua atau sebagai rumah utama memang benar adanya dan memang harus begitu untuk meningkatkan rasa memiliki kepada suatu organisasi tersebut. Akan tetapi jika Unit mengalahkan tujuan utama kuliah itu yang salah besar.
Dilihat dari segi tujuan masing-masing individu memanglah berbeda. Dan tidak bisa disalahkan jika kita berpijak pada hal tersebut. Namun sangat disesali jika mahasiswa sebagai akademisi tangguh berubah menjadi nonakademisi karena “berkorban demi suatu organisasi yang digelutinya”. Kata terakhir, saya beri tanda kutip karena menurut saya tidak semua mahasiswa yang benar-benar mengatasnamakan organisasi untuk meninggalkan kuliahnya. Organisator yang tangguh adalah orang yang pandai mengatur space-space kehidupannya. Jika hal ini yang terjadi maka terwujudlah suatu keseimbangan. Malah orang yang mengatasnamakan organisasi untuk meninggalkan kuliahnya adalah pengkhianat besar organisasi yang diikutinya dan secara terang-terangan telah menjelekkan nama organisasi tersebut.
Mahasiswa sebagai agen of change artinya adalah sebagai orang yang bisa mengadakan perubahan pada suatu sistem sosial (individu, keluarga, masyarakat, nusa bangsa) kearah yang lebih baik. Jika ingin benar-benar menjalankan kewajiban tersebut pegang dua pilar yiatu akademi dan organisasi.
Intinya adalah keseimbangan. Inilah menurut saya yang harus dipegang oleh setiap para organisator. Dan inilah senjata paling ampuh menurut filosof terkenal Pieget yang dikenalkannya sebagai Equilibrium. Keseimbangan untuk mengatur kapling-kapling pikirannya. Seorang organisator yang profesional apabila didasarkan oleh teori Pieget ini adalah bisa membedakan pemikiran pada saat di organisasi dan pemikiran pada saat kuliah. Mungkin contoh yang paling umum dan agak menggelitik ketidak profesionalan seorang organisator ketika permasalahan pribadinya dengan sesama anggota dibawahnya dalam forum organiasasi, sehingga mempengaruhi kinerjanya. Bahkan permasalahan ini bisa merembet sampai ke perkuliahan, dan seterusnya. Sangat sulit memang untuk menerapkan Equilibrium ini. Namun mari kita mencobanya.

Tidak ada komentar: