Pada saat seseorang memasuki  lingkungan akademik, salah satunya adalah lingkungan kampus maka semua  aktivitasdan kepribadiannya secara tak sadar akan terbawa oleh  lingkungan tersebut. Pada saat seorang mahasiswa yang tidak puas akan  pengalamannya dalam bidang akademik saja maka mereka akan berkecimpung  dalam organisasi. Organisasi adalah lingkungan penyempurna dari  lingkungan akademik.Organiasai  adalah penyempurna lingkungan akademik. Tidak bisa dipungkiri ilmu  pengetahuan yang didapat dari dalam kelas kuliah hanya sebatas ranah  kognitif saja (pikiran). Apabila dilengkapi dengan organisasi maka akan  berkembang ranah afektif (sikap) dan psikomotorik (perilaku). Sehingga  lengkap sudah kemajuan tiga ranah dari individu yaitu kognitif, afektif  dan psikomotorik.
Suatu organisasi  bisa dikatakan demikian karena organisasi tersebut adalah wahana  laboratorium untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang didapat dari  perkuliahan. Seperti kata-kata populer “if I hear I forget,  if I see I remember, if I do I know”. Dan organisasilah yang akan  membantu anda untuk do sehingga anda benar-benar know.
Bagi yang aktif dalam  berorganisasi beruntunglah dia. Akan tetapi ada hal lain yang harus  digarisbawahi dalam berorganisasi, yaitu tidak terlalu berlebiihan  sebingga melupakan tujuan utama yaitu kuliah. Sedangkan organisasi  sebagai pelengkap saja. 
Adalah hal biasa jika  mahasiswa bolos kuliah, bahkan cuti kuliah atau mengundurkan diri  sekaligus dengan alasan berkorban demi kemajuan organisasi yang diikuti  sekarang. Saya pernah sedikit membaca megnenai sense belongness  yang tercakup dalam buku Psikologi Sosial karya Gerungan.
Sense belongness atau  rasa keikut sertaan dan rasa bertanggungjawab organisasi memang penting  ada. Dan bahkan harus ada agar eksistensi dari suatu organisasi  tersebut bisa terus berlangsung. Namun sense belongness ini juga yang  digunakan sebagai alasan untuk meninggalkan tujuan utama yaitu kuliah. 
Apabila dengan cermat  kita amati disekeliling kita khususnya diwilayah Unit Kegiatan Mahasiswa  Universitas Negeri Malang banyak mahasiswa yang terjebak dalam  kesalahpahaman ini. Unit sebagai rumah kedua atau sebagai rumah utama  memang benar adanya dan memang harus begitu untuk meningkatkan rasa  memiliki kepada suatu organisasi tersebut. Akan tetapi jika Unit  mengalahkan tujuan utama kuliah itu yang salah besar. 
Dilihat dari segi tujuan  masing-masing individu memanglah berbeda. Dan tidak bisa disalahkan jika  kita berpijak pada hal tersebut. Namun sangat disesali jika mahasiswa  sebagai akademisi tangguh berubah menjadi nonakademisi karena “berkorban  demi suatu organisasi yang digelutinya”. Kata terakhir, saya beri tanda  kutip karena menurut saya tidak semua mahasiswa yang benar-benar  mengatasnamakan organisasi untuk meninggalkan kuliahnya. Organisator  yang tangguh adalah orang yang pandai mengatur space-space kehidupannya.  Jika hal ini yang terjadi maka terwujudlah suatu keseimbangan. Malah  orang yang mengatasnamakan organisasi untuk meninggalkan kuliahnya  adalah pengkhianat besar organisasi yang diikutinya dan secara  terang-terangan telah menjelekkan nama organisasi tersebut.
Mahasiswa sebagai agen  of change artinya adalah sebagai orang yang bisa mengadakan  perubahan pada suatu sistem sosial (individu, keluarga, masyarakat, nusa  bangsa) kearah yang lebih baik. Jika ingin benar-benar menjalankan  kewajiban tersebut pegang dua pilar yiatu akademi dan organisasi.
Intinya adalah  keseimbangan. Inilah menurut saya yang harus dipegang oleh setiap para  organisator. Dan inilah senjata paling ampuh menurut filosof terkenal  Pieget yang dikenalkannya sebagai Equilibrium. Keseimbangan untuk  mengatur kapling-kapling pikirannya. Seorang organisator yang  profesional apabila didasarkan oleh teori Pieget ini adalah bisa  membedakan pemikiran pada saat di organisasi dan pemikiran pada saat  kuliah. Mungkin contoh yang paling umum dan agak menggelitik ketidak  profesionalan seorang organisator ketika permasalahan pribadinya dengan  sesama anggota dibawahnya dalam forum organiasasi, sehingga mempengaruhi  kinerjanya. Bahkan permasalahan ini bisa merembet sampai ke  perkuliahan, dan seterusnya. Sangat sulit memang untuk menerapkan  Equilibrium ini. Namun mari kita mencobanya. 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar