Sabtu, 15 September 2012 - 08:14:27 WIB
Ratusan massa
yang tergabung dalam Masyarakat Minang Peduli Rohingya menggelar aksi
solidaritas yang bertajuk ”Save Rohingya, Savhe Humanity”, dengan menggelar
aksi simpatik dan aksi penggalangan dana bagi masyarakat etnis Rohingya Myanmar
di DPRD dan Kantor Gubernuran Sumbar. (11/09/2012).
Aksi gabungan dari beberapa
organisasi yang diprakarsai Pusat Advokasi Hak Azasi Manusia (PAHAM) Sumbar dan
Dompet Dhuafa Singgalang ini, menyatakan dukungan atas perjuangan etnis
Rohingya dalam mempertahankan hak-hak asasi mereka sebagai suatu etinis yang
hidup dan berkembang di Negara Myanmar dan mengutuk segala bentuk kekerasan dan
kekejaman yang dilakukan terhadap kemanusiaan, khususnya yang terjadi pada
etnis Rohingya.
Menurut Koordinator umum aksi,
Muhammad Al-Asyhari, Pemerintah Myanmar harus segera menghentikan pembantaian
dan kekerasan terhadap muslim Rohingya serta mengakui hak etnis Rohingya atas
kewarganegaraan Myanmar.
“Proses politik dan demokrasi
Myanmar harus bersifat terbuka dan setara bagi semua etnis termasuk bagi etnis
Rohingya, dengan segala hak-hak yang dimiliki sebagai warga Negara Myanmar. Hal
tersebut dikarenakan etnis Rohingya telah ada di daerah tersebut jauh sebelum
Pemerintahan Myanmar terbentuk.” tuturnya.
Al-Asyhari menegaskan, Pemerintah
Indonesia sebagai tuan rumah Sekretariat ASEAN harus dapat mengambil inisiatif
yang positif dan proaktif dalam upaya penyelesaian kasus pembantaian massal
etnis Rohingya. Selain itu, sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai
dasar penghormatan terhadap HAM, Indonesia mestinya berada di baris terdepan
untuk menghentikan segala bentuk kekerasan serta mengembalikan kedamaian dan
keamanan di bumi Arakan, tegasnya yang juga menjabat sebagai sekretaris PAHAM
Sumbar.
Aksi yang merupakan gabungan dari
beberapa organisasi dan unit kegiatan mahasiswa di Sumbar, antara lain FKI
Rabbani UNAND, Puskomda FSLDK SUMATERA BARAT BEM-KM UNAND, KAMMI Sumbar, Lembaga Responsi
Agama Islam Politeknik Negari Padang, serta dari Majelis Mujahidin Padang,
Komite Penegakkan Syariat Islam (KPSI) Sumbar dan Majelis Tinggi Kerapatan Adat
Alam Minangkabau (MTKAAM), melakukan longmarch dari DPRD Sumbar menuju Kantor
Gubernur Sumbar sembari melakukan penggalangan dana bagi masyarakat
Rohingya. Pemerintah Indonesia Jangan Sampai Terkicuh Perwakilan
Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM) Sumbar, Irfianda Abidin
menilai utusan delegasi Pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Jusuf Kalla
(Ketua PMI/mantan Wapres RI) dan dipercaya mampu merintis penyelesaian konflik
Rohingya telah terkicuh oleh pernyataan Pemerintah Myanmar.
Menurutnya, pernyataan sikap
Pemerintah Myanmar dalam hal ini Presiden Myanmar Thein Sein, yang menyatakan
bentrokan kekerasan yang menelan korban jiwa antara para penganut ajaran Budha
dan Muslim Rohingya di Myanmar, tidak ada hubungannya dengan ras atau agama,
itu jelas bohong besar. Padahal secara jelas dan nyata peristiwa tersebut
merupakan bentuk kekejaman tindakan etnis cleansing (genocida)
terhadap masyarakat muslim Rohingya.
“Pengusiran dan pembantaian
masyarakat muslim Rohingya oleh Junta Militer Myanmar merupakan kejahatan
kemanusiaan yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Tindakan rezim
Pemerintah Myanmar telah menghina kemanusiaan dan melukai umat Islam sedunia.
Untuk itu, umat Islam seluruh dunia termasuk Indonesia, dan khususnya Sumbar
yang mempunyai filosofi Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah harus
bersatu membela dan memperjuangkan hak sesama muslim di Rohingya.”tegas
Irfianda yang juga Ketua Komite Penegakkan Syariat Islam (KPSI) Sumbar.
Serangkaian kegiatan Gerakan
“Save Rohingya Save Humanity” dari Indonesia untuk Rohingya di Sumbar
dijadwalkan akan menggelar seminar nasional pada 15 September 2012 pukul 13.00
WIB di Auditorium Gubernuran Sumbar dengan menghadirkan pembicara antara lain
Heru Susetyo (Ketua Dewan Pembina Pusat PAHAM), M. Sabeth Abilawa, (General
Manager Corporate Secretary Dompet Dhuafa) serta Irwan Prayitno (Gubernur
Sumbar).
Selain itu, dalam seminar
tersebut direncanakan akan menghadirkan pengungsi etnis Rohingya guna
mendengarkan keluhan serta derita yang dialami masyarakat etnis Rohingya. (IF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar