Dua
minggu setelah aku wisuda dari Perguruan Tinggi di Jakarta dengan nilai Comlude
aku telah merencanakan planing pekerjaanku kedepan,bahkan targetan untuk Study
S2 ku sudah aku rencanakan. Kebahagian kulihat di wajah ibu dan Ayah ku, malam
itu setelah siap sholat isya aku melanjutkan bacaan tilawahku tiba-tiba ibu
memanggil’ nduk.. nduk… keseni bentar..? Enjeh buk jawabku. Lalu aku bergegas
ke ruang tamu untuk menemui ibu!
Kulihat
senyuman merona bahagia di wajah ibu dan ayah, dengan basa-basi aku berkata ada
apa bue kok kayanya penting banget..?
Ibu
: ibu dan Bapak begitu bangga dan bahagia nduk, kamu sudah wisuda dengan
prestasi yang baik dan tepat waktu!
Aku
: Alhamdulilah buk, berkat kerja keras serta Doa Ibu dan Bapak aku bisa seperti
ini.
Bapak
: nduk,
Aku
: Injeh Pak ( Iya Pak ),
bapak
: kamukan sudah dewasa dan umurmu sudah 22 Tahun.
Aku
: ehmm iya Pak, Enten Nopo (ada apa..?)
“bapak
dan ibu Tersenyum’
Aku
: dalam hati aku berkata ( Ada apa ini…!)
Bapak: Bapak dan Ibu mu sudah Sepakat untuk
menjodohkan kamu dengan Anak dari sahabat bapak waktu sekolah dulu.! Bapak
paham sekali dengan bibit bobot keluarga mereka.
Aku
: hanya Bisa diam walau hatiku menolak ( bagaimana dengan pekerjaanku dan S2 ku)”
Bapak:
maaf nduk kalau bapak baru cerita hal ini sekarang, dari dulu bapak pengin
cerita tapi bapak takut menganggu kuliahmu, apa lagi waktu itu kamu mau ujian
akhir skripasi mu,”
Ibu
: ya nduk” bagaimana apakah kamu seteju..?
Aku
; “ Bingung, aku hanya bisa diam”
Tiba-tiba
ibu ku menegurku, lah kok melamun! Bagaimana kamu setujukan nduk..?
Aku
; Pak, buk! kenapa harus di Jodohkan”
padahal aku Pengin menikah secara Ta’aruf!
Bapak;
sama aja nduk, toh kamu sama Ikhwan belum pernah ketemukan.
Aku
: Mohammad ikhwan, maksud bapak! Anak nya Pakde Rahman yang punya Tokoh
bangunan di kampung sebalah kan Pak..? cetus ku dengan nada kasar.
Bapak
: Lah kamu kenal toh..?
Aku
: Kenalah pak’ Siapa yang tidak kenal Preman terminal, suka meresin uang anak
sekolah, kerjanya Cuma bisa mabok-mabokan.
Bapak
: ngawur kamu nduk..” kata siapa kamu..?
Ibu
: Iya nduk, jangan asal nuduh, “Tidak baik!
Aku:
ya aku tau Pak, Buk. Waktu saya sekolah SMA d Kota kan sama dia walau kami beda
sekolah, saya tahu persis” Tingkah
lakunya Pak!
Bapak:
itukan dulu nduk sekarang pasti sudah berubah” wong ikhwan sekarang Kuliah di
Sumatera.
Aku
: Temen-temen sekolahku bilang dia tu, suka gonta-ganti pacar” Pokoknya aku
ndak setuju kalau aku di jodohkan sama Preman itu ( Mohammad Ikhwan)
Bapak
: Bapak sudah ketemu dengan Orangnya kemaren, orangnya baik kok, Ramah! Ngerti
Toto Kromo
Aku
: Itu Cuma Topeng Pak.
Bapak
: Kamu jangan menolak ( dengan nada kasar ) Pokonya kamu sudah bapak jodohkan
sama si Ikhwan. “ minggu depan keluarga
ikhwan mau kesini melamar kamu!
Aku
: “Aku merasa tersudut, Tetesan airmata di pipi Tak terasa! Lalu aku berdiri
dan meninggalkan ibu dan bapak. Aku
berlari ke Kamar!
“Tiba-tiba
ada yang mengetuk pintu kamarku, Siapa sahutku, ini Ibu Nak! Masuk aja Buk
Pintu ndk saya kunci.
Ibu
: (Sambil menghelus-helur kepalaku ), Kenapa nduk..? kamu keberatan ya! Maksud
tujuan Bapak tu bener loh nduk, Ya coba kamu Istiqharah dulu.
Aku
: Buk, Aku tahu Persis siapa Mohammad Ikhwan itu! Orangnya kasar, Tidak punya
tujuan hidup yang jelas. Mentang-mentang anaknya orang kaya.
Ibu
: Tapi itu dulu, sekarang dia sudah berubah loh nduk! Yo wes kamu istirahat dulu sudah malam, Ibu
juga mau tidur.
Aku
: Iya buk.
“Malam
itu aku tidak bisa tidur, hanya terfikir dengan ucapan Bapak! Ini Tidak mungkin
aku akan menikah dengan seorang Preman.
Satu
minggu Kemudian tibalah waktunya, Tepat malam Sabtu sesudah sholat isya aku
mendengar Suara mobil berhenti depan rumahku,Aku semakin Panik”! Apa yang harus
aku lakukan “Apakah aku harus kabur dari Rumah. Oh Tidak! Orang tuaku pasti
malu dan kecewa terhdapku.
Tidak
lama kemudian SMS masuk di HP ku, ternyata SMS dari sahabatku, “ ternyata itu
sms ucapan selamat “Subhannalah.. Selamat ya ukhti akhirnya ada seorang ikhwan
yang melamar mu. Dalam hatiku bukan ikhwan yg melamarku tapi Preman terminal
Cuma namanya saja yang ikhwan. SMS dari sahabat yang lain juga masuk. “ ana
kecewa dengan anti” aduh apalagi ni gumanku.
SMS itu tidak satupun yang aku Balas.
Nduk..nduk..,
sambil mengetuk pintu ibu memanggilku, Iya buk” jawab ku. Sebentar….
Cepatan
toh tuh, Keluarga Ikhwan sudah dateng!
Akupun
Keluar Kamar sambil menundukan kepala, aku tak sanggup melihat wajah preman
itu. Di Ruang tamu itu aku duduk dekat Ibukku. Sedangkan Preman itu duduk
dengan Ayahnya.
Setelah
cukup lama keluaraga kami berbincang-bicang mengenai keluarga masing-masing,
aku belum berani melihat wajah preman itu, dan akupun belum mendengar suaranya
dari tadi. “ dalam hatiku berkata sok pendiam, dasar preman! Pasti TATOknya ada
di mana-mana.
.”Akhirnya
aku beranikan untuk melihat Preman itu, aku awali melihat dari bawah ( Pasti
celananya jins) begitu kaget aku, ternyata tebakanku salah dia memakai calana
dasar, dan celana gantung dibawah mata kaki, dan kulihat dia memakai baju kokoh
warnah Putih, ku lihat wajahnya dia hanya bisa tertunduk dan ku lihat bibirnya
berkomat-kamit subhannalah ternyata dia Berzikir, dan kulihat rambutnya model
belah pinggir dengan rapih, beda dengan yang dulu, dulu rambutnya ke Atas
menantang Tuhan. Sekarang dia berbeda,
dia memakai kaca mata. Astaqfirllah apa yang kulihat
Akhirnya
sekian lama”
Bapak:
Loh kok nak ikhwan diam saja
Pakde
Rahman: Masih malu-malau pak
Sontak
kami tertawa kecuali aku dan ikhwan hanya bisa tersenyum kecil.
Akhirnya
Ikhwan berkata : (dengan lembah lembut dia berkata ) Ayah, dan Pak le (Ayah
ku). Ikhwan begitu kaget dengan
perjodohan ini, baru seminggu yang lalu ayah cerita dengan ikhwan. Apalagi
malam ini langsung mau melamar anak Pak
lek, sungguh pak Lek ikhwan tidak ingin mendzolimi anak pak Lek, biarkan anak
pak Lek di beri kesempatan untuk membertimbangkan dulu. Saya tahu anak pak Lek anak yang cerdas dan
Soleha, jadi biarkan beliau yang menentukan pilihanya. Sungguh Pak Lek anggap
saja malam ini kami berta’arufan. Dan sebagai Pertimbangannya ini Pak lek Aku
Tinggalkan Proposal sabagai bahan pertimbangan anak Pak lek. Dan ikhwan juga butuh pertimbangan “ikhwan
juga belum bisa meng iyakan atau tidaknya hubungan antara ikhwan dengan anak
pak lek”. Dan setelah itu “Keluargaku dan keluaraga ikhwan sepakat dengan
usulan ikhwan.
“Setelah
dua hari pertemuan malam itu setelah sholat Duha aku beranikan diri untuk
membuka Proposal yang di tinggalkan oleh ikhwan, Allahuakbar aku melihat
biodatanya, pengalaman organisasinya,serta amanah yang diebaninya diantaranya
pernah menjadi Ketua LDK se Sumatera Barat, Kaderisasi LDK bahkan Kaderisasi
Partai Dakwah. Linangan air mata tak terasa di pipiku selama ini aku salah
menilai dia, aku tidak sadar Bahwah setiap Hamban ALLAH berhak menerima
Hidayah. Tapi ada yang aneh dengan persaan ini kenapa aku takut ikhwan yang
akan menolakku. Lalu aku mencari informasi mengenai ikhwan, apakah benar dia
masih ngaji dan seorang ikhwan ( Aktivis dakwah ), dan akhirnya informasinya ku
dapatkan, Allahukabar ternyata sepak terjangnya di dalam dakwah jangan di
ragukan lagi, financialnya dia sudah mandiri semenjak awal kuliah dan merintis
usaha, bahkan dia sering mengisi pengajian,pelatihan,training, Subhannallah dan
yang membuatku terkejut tidak satu atau dua akhwat saja yang mengangguminya
bahkan labih. Aku semakin bigung dengan persaan ini! Aku Terniang dengan
kata-kata dia (“ikhwan juga belum bisa meng iyakan atau tidaknya hubungan
antara ikhwan dengan anak pak lek”.) kenapa aku yang takut ada apa ini!!!!
BERSAMBUNG..?
IPL_CemotIPL*
Judul
: Perjodohan Preman Terminal dengan Wanita Salehah
Episode:
Satu
Penulis
: Iwan Popi Laya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar