Berawal dari adanya penekanan-penekanan pemerintahan Orde Baru saat itu, ternyata membawa dampak positif di satu sisi. Para aktifis dakwah yang sangat dibatasi oleh rezim saat itu, ternyata telah diberi kekuatan Allah untuk membangun kreatifitas dakwah yang luar biasa hebatnya. Allah juga telah mengkaruniakan kepada mereka semangat yang tinggi dalam melakukan aktifitas dakwah yang penuh resiko ini. Hal ini ternyata telah mampu membentuk jiwa besar dan pengorbanan yang tiada tara, dibawah pengaruh bayang bayang penekanan-penekanan dari pemerintah, yang pada saat itu hanya memberikan peluang bagi umat Islam untuk berritual semata.
Tahun 80 sampai 90 an para aktifis dakwah telah memulai membangun pilar-pilar dakwah untuk terbangunnya Izzul Islam wal Muslimin, khususnya di Indonesia sebagai bagian dari komunitas kaum muslimin di dunia. Yang dilakukan adalah hal yang bagi saya sangat tepat sasaran. Membidik dunia kampus dan pendidikan.
Siapapun mengetahui bahwa kampus adalah pusat peradaban dan pusat pembangunan generasi terdidik bangsa yang akan meneruskan tongkat perjuangan bagi generasi sebelumnya. Terbangunnya kaum intelektual kampus dengan sibghah Islam merupakan sebuah kemenangan yang luar biasa, sebuah kontribusi yang amat sangat berharga bagi perkembangan dakwah selanjutnya.
Alhasil mulai disusunlah skenario dakwah kampus dengan logika yang sangat sederhana. Membangun kembali peradaban Islam, pemahaman dan aqidah Islam yang murni yang tidak terkontaminasi oleh pemahaman ideologi yang tidak mencerminkan kemurnian makna Laa illaaha ilallah. Dimulailah dengan membentuk pengajian-pengajian kecil, secara sembunyi-sembunyi, dengan materi seputar aqidah dan pemurnian makna Laa ilaaha Illaallah. Dengan membentuk para individu unngulan ini diharapkan akan dapat menjadi tumpuan bagi keluarga unngulan, yang kehidupannya mencerminkan sebuah keluarga dengan kemurnian aqidah. Dan dari situ diharapkan akan terbentuk sebuah masyarakat yang mempunyai karakteristik perilaku yang islami, masyarakat yang didalamnya berkumpul para penyeru agama Allah lewat semua jalur yang dimilikinya.
Perkumpulan pengajian yang ada dikampus-kampus ini kebanyakan termotivasi dengan adanya beberapa pergerakan yang menawarkan ide-ide pemurnian terhadap pemahaman Islam dengan kembali kepada Allah dan Rasulnya, dengan melaksanakan ajaran-ajaranNya serta sunah-sunnah rasulNya dalam setiap jengkal kehidupannya. Nama-nama dan pemikiran Jamaah Al Ikhwan Al Muslimun [Mesir], Jama’ah Hizbut Tahrir [Yordania], jamaah Al Haramain, dan Jema’at Al Islami [Pakistan] banyak mewarnai pemikiran Aktifis Dakwah Kampus saat itu. Ide-ide penegakan kembali persatuan Islam Internasional, Khilafah islamiah, merupakan ide-ide yang tidak pernah lepas dari kajian-kajian juga. Demikian pula penanaman sikap anti imperialisme dan barat dengan ghazwul fikrinya. Hingga dalam beberapa waktu terbentuklah sosok sosok yang tampil secara eklusif dengan pemahaman ke-islamannya. Para pemuda berjenggot dan para wanita dengan kerudung lebar telah mulai bersemi dalam kampus, yang kelak ternyata akan tumbuh dengan rimbunnya. Para mahasiswa denagn Al Qur’an kecil di saku bajunya ternyata menjadi fenomena yang lama kelamaan kian bertambah.
Dengan terbentuknya masjid-masjid di kampus serta dengan terbukanya ruang untuk dapat membentuk perkumpulan kajian di kampus, maka benih-benih dakwah kampus yang telah di bangun melalui kajian-kajian ini selanjutnya menyatu dalam wadah yang telah terorganisasi. Dalam tingkatan perguruan tinggi maka masjid kampus akhirnya telah menjadi basis perjuangan dakwah bagi para aktifis Islam kampus.
Tak puas dengan hal ini maka timbullah ide untuk membentuk jaringan dakwah kampus dengan wadah Forum Silaturahmi. Forum yang mempunyai sebuah tujuan yang sangat mulia yakni membangun jaringan dan kesatuan antar para aktifis dakwah di setiap kampus. Adanya latar belakang pemahaman terhadap strategi dakwah, yang diakibatkan oleh adanya ide yang berbeda, atau latar belakang dakwah dan pemahaman yang bersumber dari gerakan yang berbeda terkadang menimbulkan ketidak harmonisan. Ketidak percayaan kita terhadap niat tulus dari LDK lain terkadang mulai tumbuh di hati kita, kecurigaan terhadap niat baik rekan kita, ternyata terkadang membangun sekat antar LDK. Tak heranlah jikalau dalam even-even LDK terkadang sampai terjadi perdebatan yang seharusnya tidak dilakukan oleh para aktivis dakwah sesantun aktifis LDK ini.
Bagaimanapun ide-ide pemurnian aqidah, pengentasan Ummat dari ketertinggalan, pembangunan peradaban Islam, serta ide-ide khilafah adalah ide bersama gerakan dakwah, yang saya yakin juga merupakan ide para aktifis LDK. Ide-ide seputar persatuan ummat adalah ide yang sangat diutamakan oleh gerakan dakwah. Oleh karenanya segenap aktifis dakwah harus segera berbenah diri dengan mentazkiyah dirinya, untuk lebih menerima rekan dakwah kita yang lain. Amat naiflah jikalau kita sendiri ingin menjalin persatuan ummat secara internasional sedangkan kita para penyerunya tidak dapat memberikan bukti positif walaupun dengan lingkup sekecil FSLDK.
Sudahlah, kita lupakan masa lalu, jikalau masa lalu itu ternyata tidak memberikan kontribusi persatuan di kalangan kita. Sudahlah, mari kita lupakan persoalan mafahim dan khitah jika itu tidak bisa kita terima secara bersama-sama. Sudahlah, marilah kita kubur saja prosesi pembentukan KAMMI jika itu menyebabkan sebagian dari kita merasa ditelikung. Sudahlah, marilah kita lupakan sejarah masa lalu jikalau sejarah itu hanya akan mengingatkan hal lama yang menambah luka.
Sekarang marilah kita tatap masa depan, marilah kita berusaha bekerjasama dalam banyak hal yang telah kita sepakati, dan saling menghormati sesama saudara pada sedikit hal yang belum kita sepakati. Janganlah saling mengolok dan saling menyalahkan, karena memang Allah dan Rasul-Nya tidak mengajarkan yang demikian. Marilah kita buktikan pada dunia, bahwa para aktifis LDK adalah para pahlawan persatuan ummat yang akan memberikan tauladan bagi berseminya persatuan Ummat ini. Marilah dengan Bismillah kita awali semuanya dari F.S.L.D.K…………….
Afwan jika banyak kesalahan. Tulisan ini bersumber dari banyak cerita dan pengalaman serta sedikit buku yang telah saya baca. Saya berharap tulisan ini akan dapat menjadi perenungan bagi kita semua, bagi segenap aktifis dakwah kampus yang merindukan terbentuknya ummatan wahidah yang penuh dengan nilai-nilai persaudaraan dan kasih sayang. Saya titipkan FSLDK ini kepadamu. Karena mungkin kita sudah tidak bisa bertemu kembali di FSLDK selanjutnya.
Ditulis 25 Juli 2001 pukul 2.10 WIB tengah malam
Edy Santoso
achedy@yahoo.com
Mantan aktifis LDK dan FSLDK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar