Ratusan Massa Padati Gedung DPRD dan Gubernur Sumbar
PADANG - Ratusan masa yang tergabung dalam gerakan
“Save Rohingya Save Humanity” memadati pelataran Gedung DPRD Sumbar
setelah kemudian beranjak ke kantor Gubernur Sumbar, Selasa (11/9). Aksi
longmarch penggalangan simpati dan dana untuk masyarakat rohingya yang
saat ini masih hidup dalam ketercekaman karena ditimpa pembantaian dan
pelanggaran HAM berat di Rakhine, Myanmar.
Gerakan tersebut diinisiasi oleh Dompet Dhuafa Singgalang dan Pusat
Advokasi Hak Asasi Manusia (PAHAM) Sumbar yang selanjutnya didukung
kesamaan visi dan kepedulian kepada nasib muslim Rohingya oleh Komisi
Penegak Syariat Islam (KPSI), Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau
(LKAAM), MTKAAM, Bundo Kanduang Sumbar, MMI, KAMMI Sumbar, BEM-KM Unand,
Assalam Sumbar, UKK UNP, FSLDK Puskomda Sumbar, LPI FH Unand, dan UKM
Pendekar Unand, Komunitas Byonic Padang dan Underground Padang.
Massa melakukan longmarch dari Simpang Kampus Bung Hatta Ulak Karang
kemudian merapat ke Gedung DPRD Sumbar untuk menyampaikan aspirasi
sekaligus menggalang dana.
Dalam pernyataan sikap yang dibacakan oleh Branch Manger Dompet
Dhuafa Singgalang, Musfi Yendra, mereka yang tergabung dalam Aliansi
Masyarakat Minang Peduli Rohingya meminta dukungan dari DPRD Sumbar
untuk mengajukan kepada pemerintah Indonesia agar indonesia mendesak
Pemerintah Myanmar untuk menghentikan pembantaian dan kekerasan terhadap
muslim Rohingya di Arakan.
“Pemerintah Myanmar juga harus dengan segera mengakui hak etnis Rohingya atas kewarganegaraan Myanmar,” papar Musfi.
Dilanjutkannya, proses politik dan demokrasi Myanmar harus bersifat
terbuka dan setara bagi semua etnis termasuk bagi etnis Rohingya. Etnis
Rohingya harus diperlakukan secara sama dan setara di Arakan dan
Myanmar.
Ketua Panitia Aksi dari PAHAM Sumbar, Muhammad Al-Asyhari, juga
membeberkan bahwa hak-hak dan kebebasan masyarakat Rohingya harus
dihargai dan dijamin oleh negara dan oleh etnis-etnis lain yang hidup di
Myanmar.
“PBB dan komunitas internasional serta semua pemerintah negara-negara
di dunia kami minya bergabung untuk menekan pemerintah Myanmar agar
menghentikan segala bentuk kekerasan serta mengembalikan kedamaian dan
keamanan di bumi Arakan, juga melakukan misi investigasi independen yang
imparsial dan obyektif terhadap pembantaian massal terhadap etnis Rohigya di Arakan,” kata Asyhari.
Begitu pula dengan komunitas
internasional dan NGO, diharapkan memberikan bantuan kemanusiaan kepada
para korban kekerasan di Arakan dan di lokasi-lokasi pengungsian.
Pemerintah Bangladesh juga diminta untuk membuka perbatasannya dan
menerima pelarian etnis Rohingya yang terancam keselamatan dan
keamanannya di Arakan.
Orator aksi, Afri yang merupakan mahasiswa IAIN Imam bonjol Padang,
menyampaikan peremintaan kepada Pemerintah Indonesia untuk mengambil
inisiatif yang positif dan proaktif. “Sebagai negeri muslim terbesar di
dunia, sekaligus sebagai tuan rumah dari Sekretariat ASEAN, Indonesia
harus mengambil andil untuk penyelesaian krisis Rohingya secara
permanen,” katanya.
Intervensi kemanusiaan perlu dilakukan untuk mencegah lahirnya
pembunuhan baru, kekerasan, kerusakan dan perkosaan di daerah sana.
Massa merasakan kesatutubuhan dengan muslim Rohingya. Sebagaimana
diungkapkan dalam Al Quran bahwa umat muslim itu adalah saudara. Maka
jika ada umat muslim yang tertindas di belahan bumi manapun, maka
masyarakat muslim lainnya harus membantu membebaskan mereka.
Dalam aksi longmarch dari DPRD Sumbar menuju Kantor Gubernur Sumbar,
massa berhasil mengumpulkan dana bantuan untuk Rohingya sebesar Rp
2.462.500. Anggota DPRS Sumbar, Irdinansyah Tarmizi, menyampaikan
apresiasi dan dukungan penuhnya terhadap aksi kepedulian tersebut.
Usai menyampaikan penerimaannya terhadap aspirasi massa, Irdiansyah
memberikan kesempatan kepada tiga orang untuk memasuki gedung DPRD
Sumbar untuk melakukan penggalangan dana pada para anggota dan seluruh
jajaran DPRD Sumbar.
Setelah juga menyampaikan aspirasinya di kantor Gubernur. Massa pun
membubarkan diri dengan tertib. Aksi penggalangan simpati dan dana untuk
Rohingya masih akan terus berlanjut di Sumbar hingga akhir September
ini.
Sabtu (15/9), akan dilakukan seminar internasional di Aula Gubernur
Sumbar yang menghadirkan langsung relawan dompet Dhuafa yang baru pulang
dari Rohingya, Sabet Abilawa, Gubernur Sumbar, pembina PAHAM Indonesia
dan perwakilan dari muslim Rohingya.
Unit Kegiatan Kerohanian Unversitas Negeri Padang
Puskomda Fsldk Sumatera Barat
Forum Mahasiswa Islam ( FORMIS ) Fakultas Teknik Unversitas Negeri Padang