Sabtu, 03 Desember 2011

Mata Ibuku

Ibuku hanya memiliki satu mata. Dan hal ini sangat memalukan buatku. Keseharian kehidupan kami ditopang oleh sebuah toko kecil dipelataran kaki lima dan ibuku pun terlihat seperti seorang yang rendah diri dengan kondisi yang ada pada dirinya.
Suatu hari ibuku mengunjungi sekolahku waktu itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Aku ingat waktu itu disebuah lapangan ibuku datang. Aku sangat malu. Bagaimana dia bisa melakukan ini semua padaku? Aku melihatnya dengan penuh kebencian dan berlari keluar. Keesokan harinya disekolah. Teman-temanku mengejekku “ Ibumu hanya memiliki satu mata !!” demikin kata mereka.
Aku mengharapkan ibuku lenyap dari dunia ini, aku berkata kepada ibuku “ bu, mengapa kamu hanya memiliki satu mata?, anda membuat saya menjadi bahan tertawaan, mengapa anda tidak  mati saja?” Ibuku tidak menanggapinya. Dalam hatiku ada sedikit kesedihan dengan apa yang kuucapkan. Tapi, dibalik itu rasanya aku sudah mengungkapkan apa yang seharusnya ku katakan.
Mungkin karena ibuku tidak berkata apapun, maka kupikir semua tindakanku tidak melukai perasaanya.
Malam itu aku terbangun dan pergi kedapur untuk minum. Kudapati ibuku menangis dengan diam-diam disana. Sepertinya dia tidak ingin diketahui olehku bahwa dia menangis. Aku  sekilas melihat padanya dan langsung memalingkan wajahku. Ada sebersit kepedihan dihatiku. Walaupun begitu, aku benci melihat ibuku menangis dengan air mata yang keluar dari matanya yang tinggal satu. Dalam hati aku berkata kepada diri sendiri bahwa jika sudah besar nanti aku harus menjadi orang yang sukses. Karena aku merasa kemiskinan ini dan kondisi ibuku yang bermata satu membuat hidupku sungguh menderita.
Aku belajar dangan sungguh-sungguh serta meninggalkan ibuku untuk belajar ke  Bandung untuk mengejar cita-citaku, terakhir aku diterima di Universitas salah satu di  Bandung. Sekarang aku telah menikah, membeli rumah sendiri.  Juga telah memiliki anak. Sekarang aku telah hidup bahagia sebagai seseorang yang sukses. Aku merasa nyaman disini karena tempat ini tidak mengingatkanku pada ibuku. Kebahagiaan ini semangkin bertambah.
Disuatu hari ada seseorang yang tidak kuduga datang mengunjungi rumahku, siapa dia? Orang Itu ternyata adalah ibuku, yang masih memiliki satu mata. Rasa-rasanya bumi akan runtuh. Anakku berlari dengan ketakutan melihat mata ibuku yang tinggal satu.
Aku membentaknya dan berkata. “siapa kamu? Aku tidak kenal engkau!!”  “beraninya kamu datang dan menakuti anakku? Harap kamu pergi sekarang juga.” Dan ibuku dengan tenang menjawab, “ oh, aku minta maaf, ternyata aku mengunjungi alamat yang salah.” Kemudian dia pergi dan menghilang. Aku merasa lega karena sepertinya dia tidak mengenaliku. Dalam hatiku aku tidak perduli karena sudah lama aku mau meninggalkan masa laluku.
Suatu hari aku menerima surat mengenai acara reuni. Dan aku berniat datang keacara itu dengan berbohong kepada istriku bahwa aku ada perjalanan bisnis . setelah reuni, aku datang ke rumah lamaku, hanya untuk meminjam telpon dan menelpon kerumahku. Aku menemukan ibuku terjatuh dan tergeletak dilantai dengan kondisi yang sudah kaku. Melihat kondisinya hatiku tidak merasa sedih. Ditangannya aku melihat ada sepucuk surat yang ditujukan kepadaku.
Isi surat itu, “ Aku pikir jiwaku sudah cukup lama diraga ini. Dan aku tidak akan mengunjungi Bandung lagi. Tapi, apakah ibumu minta terlalu banyak jika ibumu menginginkan kamu datang dan menjenguk ibumu sekali-sekali?  Ibu sangat merindukanmu. Ibu sangat senang mendengar kamu datang untuk reuni. Tapi, ibu tidak bisa datang kesekolahmu. Karena ibu takut kembali membuatmu malu didepan teman-temanmu karena mata ibu yang tinggal satu ini.
Ketika kamu masih kecil, kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan matamu. Sebagai seorang ibu. Ibu tidak bisa melihat engkau tumbuh dengan hanya satu mata, jadi sebagai gantinya mata ibu telah ibu berikan kepadamu. Ibu bahagia melihat kamu berbahagia. Sesungguhnya ibu tidak pernah marah kepadamu, dengan apapun yang pernah kamu lakukan. Karena ibu sangat menyayangimu
Dihati ibu, ibu selalu merindukanmu, dan selalu mencintaimu. Didunia ini tidak ada yang lebih berarti selain dirimu.”  
Membaca surat itu. Dunia terasa hancur bagiku. Aku menangis untuk orang yang mengasihiku dengan seluruh hidupnya. Itulah ibuku.



Iwam Popi Laya ( IPL )

Jumat, 02 Desember 2011

Impianku

Wahai bidadari berhati mujahidah, sematkan KITABULLAH wa SUNNAH di hatimu, kilaukan pedang JIHAD di tanganmu, biarkan musuh-musuh dan Taghut itu gentar, agar SYAHID jadi kafanmu, agar suatu hari tiba saat malaikat, burung-burung suci, kasturi mewangi mengiringi Ruhmu, pergi mendapatkan RABBmu nun di Taman Hijau Tertinggi.

Doa Untukmu

"Ya Allah, izinkan sahabatku menjadi sekuntum bunga, yang dihiasi dengan kelopak akhlaq mulia, harum wanginya dengan ilmu agama, cantiknya kerana iman dan taqwa. Namun keindahan zahirnya disimpan rapi, biar menjadi rahsia yang kekal abadi, bukan perhatian mata ajnabi, yang menjadi punca fitnah hati dari lelaki yang berjiwa sepi. Wajahnya bukan mengundang dosa, timbulkan duri yang memagari dirinya agar terpelihara dari noda duniawi yang menghilangkan haruman sejati, yang memudarkan kecantikan diri untuk Kau calnkan dirinya sebagai bidadari syurga Mu. Ameen..."

untuk bidadari ku

Wahai bidadari berhati mujahidah, sematkan KITABULLAH wa SUNNAH di hatimu, kilaukan pedang JIHAD di tanganmu, biarkan musuh-musuh dan Taghut itu gentar, agar SYAHID jadi kafanmu, agar suatu hari tiba saat malaikat, burung-burung suci, kasturi mewangi mengiringi Ruhmu, pergi mendapatkan RABBmu nun di Taman Hijau Tertinggi.